Monday 14 May 2018

0

CERITA SEX AWAL PERKENALAN DI DALAM PESAWAT

CERITA SEX AWAL PERKENALAN DI DALAM PESAWAT


Hello guys.. Selamat datang di situs 
tabloidbugil.blogspot.com. Pada kali ini saya ingin membagikan cerita yang seru lho.. Mau tau ceritanya langsung saja kita simak Cerita Sex Awal Perkenalan di dalam Pesawat.


CERITA SEX AWAL PERKENALAN DI DALAM PESAWAT - Hi perkenalkan namaku Gunawan. Aku baru saja pulang dari Balikpapan setelah berada disana selama 2 minggu untuk urusan kantor. Aku tidak mendapatkan tiket pesawat yang langsung ke Jakarta, So terpaksa aku naik pesawat terakhir yang transit di Surabaya.


Karena badan terasa lelah sekali, begitu pesawat take off aku langsung tertidur lelap dengan melepas seat belt agar lebih nyaman. Aku sudah tidak peduli dengan penumpang di sampingku. Seorang wanita berumur sekitar tiga puluhan. Tiba - tiba aku dikejutkan dengan suara halus.


” Pak, tolong sandarannya ditegakkan dan sabuknya dipasang. Kita sudah mau landing ”


Ternyata suara pramugari mengingatkanku. Aku setengah terkejut dan kesadaranku masih belum pulih ketika roda pesawat sudah menyentuh landasan. Setelah pesawat berhenti baru aku sadar sepenuhnya. Kemudian awak kabin mengumumkan pesawat akan transit selama 45 menit dan penumpang dipersilakan untuk turun menunggu di ruang tunggu bandara Juanda.


Karena aku duduk di dekat jendela, maka aku menunggu wanita tadi keluar dari bangkunya. Aku mengikuti barisan penumpang yang turun dan tak lama aku sudah berada di ruang tunggu. Wanita tadi duduk di depanku agak ke menyamping ke kanan. Aku berdiri sebentar dan merentangkan tanganku agar otot-ototku relaks, lalu duduk lagi. Wanita tadi memperhatikanku sekilas. Kulempar senyum dan iapun membalas sekedarnya. Kacamata tipis, mungkin minus satu atau paling banter minus satu setengah bertengger di hidungnya yang mancung.


Kubaca Matra Edisi Khusus yang kubeli di book store. Liputannya tentang kehidupan malam sepanjang Bopunjur. Tahu Bopunjur? Bogor, Puncak, Cianjur. Kubuka sebentar dan sekilas isinya aku sudah tahu. Bahkan bukan sombong, tempat-tempat yang disebutkan di dalam liputan itupun bukanlah sesuatu yang asing bagiku. Akhirnya kuletakkan Matra tadi di atas meja di sampingku. Wanita tadi sekilas memperhatikan covernya.


” Mas, boleh saya pinjam majalahnya ? ” ia bertanya sambil mendekat mengambil Matra tadi.


Sayang, rupanya tempat duduknya kemudian diambil orang yang berdiri dan mengobrol dengan teman yang duduk di sebelah wanita tadi. Kuturunkan tasku dari bangku di sampingku dan tanpa disuruh wanita tadi sudah duduk di situ dan mulai muembuka lembaran majalah yang dipegangnya.


Terdengar pengumuman bahwa pesawat yang kunaiki mengalami gangguan teknis sehingga pemberangkatan ditunda satu jam. Kudengar gerutuan sebagian penumpang. Wanita tadi cuma memiringkan kepalanya memperhatikan pengumuman tadi dan setelah itu ia kembali asyik membaca.


Setelah tigapuluh menit membaca, ia menyerahkan majalah itu kembali padaku sambil mengucapkan terima kasih. Aku memulai percakapan.


ke Jakarta ? ” tanyaku.

” Iya, untuk ada tugas dari kantor ” jawabnya.

” Di Jakarta tinggal di mana ” tanyaku lagi.

Belum tahu! Sebenarnya saya harus ke Ciamis untuk ikut kursus, tapi nampaknya kita akan kemalaman tiba di Cengkareng. Aku sendiri belum hafal Kota Jakarta. Apalagi malam hari. Tadi kalau berangkat siang sih sebenarnya ada panitia yang jemput. Mau langsung ke Ciamis agak ngeri, apalagi setelah membaca liputan tadi ”


Dari logatnya aku menduga ia berasal dari Banjar. Setelah kutanyakan kepadanya ternyata benar dan ia sudah bekerja di Balikpapan selama tujuh tahun. Aku tidak menanyakan statusnya. Buat apa pikirku. Toh aku tidak berniat memacarinya.


” Kerja di mana sih mbak ? ” Pertanyaanku mulai menjurus hal - hal yang personal.

Saya seorang suster mas ” sahutnya dengan lembut.

Pantesan bajunya bau obat ya.. ” aku kelepasan bicara. 

Aku baru sadar setelahnya. Ia melengos mukanya memerah, mungkin tersinggung dengan ucapanku tadi.


Satu jam berlalu dan kulihat ia menjadi gelisah sambil terus-menerus memandang keluar, ke arah landasan. Akhirnya setelah seperempat jam kemudian pesawat kami sudah siap melanjutkan penerbangan dan para penumpang pun naik ke pesawat.


Lima puluh menit kemudian pesawat sudah tiba di Cengkareng. Karena tidak bawa bagasi, aku bergegas keluar. Wanita tadi masih menunggu tas satunya di bagasi. Aku masih berdiri di luar sambil cari - cari taksi ketika wanita tadi mendekatiku.

” Mas pulangnya kemana? 

Saya tinggal di Jakarta Selatan ”

Dia kelihatan ragu hendak mengatakan sesuatu. Aku menduga - duga ini ada kaitannya dengan tujuan kepergiannya.

 Kalau mau begini saja.. Mbak nginap saja di hotel, besok pagi baru berangkat ke Ciamis. Lebih aman ” kataku menyarankan.


Kulihat dia ragu - ragu dan kelihatan seperti sosok yang lemah. Dia menatapku lagi seakan - akan minta perlindungan.


" Ok jadi begini, Mbak nginap di hotel. Saya akan temani. Eh.. Maksudnya saya ambil kamar satu juga di sana. Besok pagi saya antar ke Ciamis. Kebetulan saya masih ada kelebihan hari perjalanan dinas " kataku memutuskan.


Akhirnya dia setuju dan mukanya menjadi cerah.


” Oh ya maaf, dari tadi kita belum kenalan. Saya Bella ” katanya sambil mengulurkan tangan.

” Gunawan ” kataku sambil kujabat tangannya.


Aku berpikir, kalau saja dia tidak memerlukan pertolonganku, mungkin dia tidak akan mengajak berkenalan. Tapi wajar saja karena dia perempuan.


Beberapa menit kemudian kami sudah sampai di sebuah hotel di kawasan Matraman. Kami dapat kamar bersebelahan. Kami masing-masing masuk ke kamar dan berjanji untuk makan di bawah setelah mandi dan merapikan diri. Setengah jam kemudian ku ketuk pintu kamarnya. Tok tok tok.


” Bella.. Bella.. Ini Gunawan ” kataku memanggilnya.

” Tunggu sebentar yaa Mas ” sahutnya dari dalam kamar


Tak lama kemudian ia membuka pintu kamarnya. Kulihat sekilas barangnya masih berantakan di atas ranjang. Kamipun segera turun ke bawah untuk mencari makanan. Dengan pertimbangan biaya kuajak dia untuk makan di warung tenda saja. Di Jakarta tidak ada tempat untuk gengsi.


Saya dari Balikpapan kepingin makan gudeg setelah sampai di Jawa ” katanya.

Ada kok, nanti kita cari ” jawabku sambil menyusuri trotoar.


Jalan sudah mulai lancar, kupegang tangan kanannya. Ia terkejut dan dengan halus menarik tangannya. Sekilas kulihat jarum pendek sudah melewati angka sembilan.


Sorry.. Saya hanya mau lihat jam saja kok ” Ia hanya menunduk dan kami pun terus berjalan.

Setelah makan gudeg, kami kembali ke hotel dan duduk di lobby. Rasa penat masih terasa di badanku. Aku sebenarnya mau massage, tapi nggak enak sama Bella. Kami masih bicara ke sana ke mari, sampai akhirnya kami merasa mengantuk. Kulihat jam dinding menunjukkan jam setengah sebelas.


Kami naik dan kuantar dia di depan kamarnya. Kuharap dia mempersilakanku masuk, namun Della hanya mengucapkan terima kasih kemudian selamat malam dan menutup pintunya. Sekilas kulihat sorot matanya yang berbinar memandangku.


Aku masuk ke kamar dan langsung membaringkan diri ke atas ranjang tanpa membuka pakaianku. Kucoba untuk memejamkan mata, tetapi tidak bisa. Kubayangkan Della yang tidur sendirian di kamar sebelah. Lebih satu jam aku hanya bergolek ke kanan kekiri tanpa bisa memejamkan mata. Akhirnya kuputuskan kuhubungi saja gadis di kamar sebelah ini. Kuraih gagang telepon dan kutekan nomor kamarnya, 365. Setelah beberapa kali berdering kemudian dari seberang terdengar suara agak serak,


Hallo ” suara dari seberang telepon menjawab

Bella, belum tidur kan ? ”

Eh Mas Gunawan.. Belum Mas, mataku tidak bisa terpejam. Padahal di lobby tadi sudah menguap terus mikirin besok pagi

Atau lagi mikirin yang lainnya kali ” kataku menggodanya.

Ahh Mas Gunawan ini ada - ada saja ” katanya tersipu malu.

Kita ngobrol lagi aja yuk ” ajakku.

Sudah malam, nggak enak dilihatin orang nanti mas

Ini Jakarta Non, saya ke kamarmu ya ? ” kataku dengan nada setengah memaksa.

” Iya deh ” katanya lemah.


Ku ketuk pintu kamarnya tiga kali dan kemudian pintu dibuka dari dalam. Aku masuk dia dan melihatnya hanya menggunakan daster berwarna pink.

Maaf mas berantakan! Saya belum sempat beresin. Rencananya besok aja sekalian berkemas. Duduk sini mas! ” sambil memandangi kursi yang berantakan dengan barang - barangnya.

Aku mengedarkan pandanganku. Karena sudah tidak ada tempat duduk lagi maka aku duduk diatas ranjangnya. Kami akhirnya ngobrol tentang pengalaman kami masing-masing saat masih kuliah. Semakin lama semakin seru topik obrolan kami. Ia mengeluarkan dua kaleng minuman ringan dari mini bar. Dan meletakkannya di antara kami.


” Diminum Mas.. ” dia menyodorkan sebuah kaleng minuman

Aku mengambil satu kaleng tapi tidak kubuka, hanya kupegang - pegang saja. Entah bagaimana awalnya, tangannya tiba - tiba sudah kupegang dan kutarik dia ke pangkuanku. Kucium bibirnya dengan ganas. Bella menghindari ciumanku, tapi aku tidak menyerah. Kucoba lagi, kali ini bibirku mendarat pas pada bibirnya. Ia meronta sebentar tapi kemudian ia membalas ciumanku dengan tidak kalah ganasnya.


” Mas .. Ahh .. Ehh .. Ouhh .. ” Ia gelagapan membalas seranganku.

Kulepaskan seranganku sebentar karena aku merasa jalan tol sudah terbuka di depanku, sekarang tinggal tunggu saat yang tepat saja untuk memacu mobilku. Kutatap dia dengan tajam. Ia kelihatan jengah dan menghindari tatapanku. Ketika mata kami saling bertemu, aku memberi isyarat dengan menganggukkan kepalaku. Iapun mengangguk malu dan menundukkan mukanya.




Aku sedikit terkejut ketika sadar bahwa ia tidak mengenakan bra di bawah kausnya. Aku tahu karena putingnya menonjol, membentuk bayangan satu titik di kausnya. Aku tersenyum sambil melirik pada payudara Bella.


Bella hanya tersenyum melihatku, kakinya ditaruh di atas pahaku dan dia menyodorkan dadanya ke depan mukaku. Tanpa diberi komando aku langsung meremas payudaranya dengan penuh nafsu. Tanganku kemudian membuka kausnya. Aku menciumi payudaranya dan menghisap putingnya yang mulai mengeras. Tangan Bella membelai rambutku sambil sesekali mendorongnya ke payudaranya.


Aku menggunakan jariku untuk membelai daerah selangkangannya, dan jariku juga mulai menekan terutama di lipatan vaginanya. Tangan Bella digesek - gesekan di penisku yang juga sudah mengeras.


” Aah.. Masss.. Enak.. Teruss.. Mas Gunawan.. Ahh.. 

Mendengar erangan Bella nafsuku sudah tidak dapat ditahan lagi. Aku merebahkan diri sambil menciumi leher Bella dan naik ke bibirnya. Kubuka celana panjangku. Aku terus menciumnya dengan penuh nafsu, kutindih tubuhnya diatas spring bed yang empuk. Kulirik bayangan di kaca lemari. Badanku yang besar seolah - olah menenggelamkan badannya yang mungil. Sambil mendesah Bella tertawa kegelian,


Ahh.. Nafsu amat sih mas .. 

Kubuka celana pendeknya dan kutarik sekaligus dengan celana dalamnya.


Ahhhhh ..  ”

Kami saling mengulum bibir dengan penuh nafsu, nafas kami mulai tidak teratur. Kaki Della menjepit pinggangku Aku menciumi leher kemudian turun ke payudaranya, lalu aku hisap putingnya. Terus turun dan menghisap pusarnya, Della tidak tahan diperlakukan demikian,

” Masss.. Ahhhh.. Geli uhhhh .. 

Aku terus menciuminya lalu aku turun dan saat sampai di depan selangkangannya aku menurunkan kepalaku, menjilati paha dan sesekali menggigitnya. Dia mengganjal kepalanya dengan bantal dan memperhatikanku. Ketika mulutku akan menyapu vaginanya ia menarik kepalaku ke atas dan menciumiku kembali.

Jangan.. Aku tidak biasa mas..

Penisku kuarahkan ke vaginanya yang basah, kutekan perlahan dan saat sudah masuk setengahnya aku menekan dengan keras.

Ssshhhh .. Ouhhh .. Terus mas .. Uchh masuk lebih dalam.. ” Bella merintih

Bibir kami saling bertautan dengan kuat. Ketika kulepaskan bibirnya yang justru mencari - cari bibirku. Mulutnya setengah terbuka sambil mendesis - desis. Aku menggerakkan penisku dengan perlahan dan kadang aku percepat temponya. Rasanya penisku dijepit dan diremas-remas dengan kuat oleh otot vaginanya. Dan hal ini membuat aku semakin tidak tahan, penisku rasanya sudah hampir meledak.


Aku terus memompa penisku di vaginanya dengan tempo yang bertambah cepat. Nafasku mulai memburu. Payudaranya kuremas dan kupencet sehingga putingnya bertambah menonjol. Kujilati putingnya dan kugigit - gigit dengan bibirku. Aku menghentak - hentakkan tubuh Bella ke ranjang dengan kasar saat aku sudah tidak dapat menahan ledakan penisku

Bell .. Bella .. Ahhhh .. Oucchhhh .. Ahhhh ..

Kurasakan tubuh Bella juga mulai bergetar dan bergerak - gerak dengan irama yang liar. Matanya merem melek, bola matanya memutih. Kakinya menjepit pinggangku. Tubuhku mengejang dan aku menekan tubuh Bella hingga semakin tubuh kami semakin merapat.


Ahhhh .. Gunawan .. Nikmat sekali penismu .. Ssshhh

Yeah Della .. Ahhh. Kalau saja dari tadi .. Pasti aku .. 

” Ahhhh .. Tekan yang cepat dan kuat .. Ohhhhh.. 


Mata Bella merem melek menikmati sodokan penisku. Aku kemudian mengangkat kedua kakinya dan memegangnya dengan tanganku. Aku dalam posisi setengah jongkok dengan tumpuan kedua lututku. Tanganku memegang pinggangnya dan penisku menekan dengan irama yang semakin cepat. Vaginanya terasa basah dan becek, namun penisku bagaikan dijepit kuat dengan tang.

Ahhhh masss .. Aku hampir .. A .. a .. kku.. Hampir keluarrrr .. Ouchhhh .. 

Kurebahkan tubuhku diatas tubuhnya dan kupeluk dengan rapat. Aku menikmati ekspresinya saat Della menunggu mencapai orgasmenya. Kudiamkan sejenak gerakan penisku. Della memprotes dan tangannya memegang pinggangku serta menggerakkannya naik turun. Kurasa tensinya sedikit turun. Aku masih ingin menikmati permainan dan kuharapkan dapat kucapai puncak bersama-sama.


Aku mengehentakkan pantatku naik turun dengan sedikit kasar. Keringat kami sudah mulai bercucuran. Tangan Della meremas - remas pantatku dan kadang menariknya seolah - oleh penisku kurang dalam masuk dalam vaginanya. Saat aku merasakan hampir meledak aku melambatkan gerakanku dan mengatur nafasku sambil menghisap putingnya, ketika perasaan itu sedikit hilang aku mulai bergerak lagi.


Tangannya meremas pundakku dan dengan liar bibirnya mencari bibirku. Dia mendesah dan gerakannya sangat liar. Aku tahu kini saatnya kami dapat mencapai puncak kenikmatan tertinggi bersama-sama.

” Yeshhh.. Gunawan.. Ahhhh .. Kamu belum mau keluar jug .. aaa ?? Akhh ouchhh .. ”

Bella mengejang dia mengangkat pantat menekan penisku sehingga rasanya sampai di dasar rahimnya dan penisku serasa disedot dengan kuat, tubuh Bella melengkung dan tangannya mengusap pipiku dengan kuat. Kutekan pantatku perlahan namun penuh tenaga.

Yeashhhhh..

Tubuh kami menggelinjang dengan hebat, kami berteriak dan tidak perduli jika ada orang lain yang mendengarnya.


” Ahhhhh .. mas .. Gun .. Aahhhhh .. 

Bella kamu hebat tauuuuu .. Ahhhh .. Ouchhhahhh .. Ahhh .. Ouchh ..


Kami mengelepar menikmati kenikmatan yang kami rasakan bersama. Aku beranjak bangun dari tubuhnya saat penisku sudah mengecil, Tubuhnya bergetar saat aku mencabut penisku.


Kamu luar biasa Bella sayang .. Hmm .. Tabat Barito ya ! ” pujiku.

Ia tersenyum saja dan menggayut di lenganku ” Kok tahu aja sih .. ” Katanya manja.

” Apoteker yang punya obat-obatan lengkappun masih mengandalkan Tabat Barito. Luar biasa memang ” kataku lagi.


Kami tidur berpelukan sampai pagi dan paginya kuantarkan dia ke Ciamis. Dia berjanji akan menginap lagi semalam di Jakarta dan memberikan yang lebih lagi nanti pada saat dia mau pulang ke Balikpapan. 

Bagaimana guys... Cerita yang di sajikan oleh tabloidbugil.blogspot.com pasti serukan..
Jangan lupa kunjungin situs ini terus ya guys..
Karena kami akan terus membagikan cerita yang lebih seru pastinya.. 
Terima kasih untuk para pecinta cerita sex dan pengunjung lainnya semoga puas dengan Cerita Sex Awal Perkenalan di dalam Pesawat. Jangan lupa di like yaa..





0 comments:

Post a Comment