• Enter Slide 1 Title Here

    This is slide 1 description. You can replace this with your own words. Blogger template by NewBloggerThemes.com...

  • Enter Slide 2 Title Here

    This is slide 2 description. You can replace this with your own words. Blogger template by NewBloggerThemes.com...

  • Enter Slide 3 Title Here

    This is slide 3 description. You can replace this with your own words. Blogger template by NewBloggerThemes.com...

Tuesday 25 September 2018

0

SOFFI SI JANDA KESEPIAN

SOFFI SI JANDA KESEPIAN


Hello guyss.. Selamat datang di situs tabloidbugil.blogspot.com. Pada kali ini saya ingin membagikan cerita yang seru lho .. Mau tau ceritanya langsung saja kita simak Soffi Si Janda Kesepian.


SOFFI SI JANDA KESEPIAN - Perkenalkan namaku Soffi. Aku adalah seorang wanita berusia 27 tahun yang berstatus janda beranak 1. Dalam keseharianku, aku selalu mengenakan jilbab. Walaupun jilbab yang aku kenakan bukan tergolong jilbab akhwat. Akan tetapi, dalam berpakaian aku sudah cukup sopan. Jilbabku menjulur menutupi setengah dadaku. Aku selalu mengenakan baju kurung longgar dengan bawahan rok semata kaki. Kedua kakiku senantiasa terbalut oleh kaus kaki.


Aku telah menjanda sejak 3 tahun yang lalu, akibat konflik yang tidak terselesaikan dengan mantan suamiku. Setelah usia pernikahan kami menginjak 1 tahun, mantan suamiku mulai menunjukkan watak aslinya. Ia mulai suka bermain tangan ketika marah. Begitu pula, ia tidak pernah memberiku nafkah karena dia seorang pengangguran. Secara umum, ia bukan laki - laki yang bertanggung jawab.


Pada akhirnya, ia pun menceraikanku, setelah berselingkuh dengan wanita lain. Pada saat itu aku sedang mengandung anak hasil perkawinanku dengannya. Kekalutan yang kualami akibat perceraian itu membuatku mengalami depresi selama beberapa bulan, hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku harus bangkit.Perlahan - lahan akupun mulai bangkit, dan melupakan perceraian tragis yang menimpa diriku.Aku ingat, bahwa aku harus menghidupi anakku.


Akupun bekerja pada sebuah biro konsultasi psikologi, mengingat aku adalah sarjana psikologi. Bisa dikatakan, penghasilanku hanya pas - pasan untuk menghidupi diriku dan anakku. Pada saat ini, anakku yang berusia 4 tahun kutitipkan pada neneknya di kota Yogyakarta. Sedangkan aku sendiri bekerja di kota Semarang, sebuah kota di Jawa Tengah.


Di kota tersebut aku tinggal di kamar kost sederhana. Setiap akhir pekan aku mengunjungi anakku di rumah neneknya. Banyak pria yang mengatakan bahwa aku memiliki wajah yang cantik dan keibuan. Dengan balutan jilbab yang selalu ku kenakan, aku menjadi nampak anggun di mata para pria. Di samping itu, tak ada tanda - tanda bahwa aku adalah seorang ibu beranak satu. Banyak yang menganggap aku masih gadis. 


Soffi Si Janda Kesepian


Tinggi badanku adalah 165 cm. Ukuran payudaraku tidaklah besar, hanya 32B, akan tetapi, pantatku bulat, padat dan membusung. Walaupun sudah beranak 1, aku memiliki perut yang datar. Hal ini tercapai karena aku memang rajin berolah raga. Tak heran, meskipun statusku janda beranak 1, masih banyak pria yang mengharap cinta dariku. Akan tetapi, pada saat itu, aku belum berfikir untuk menjalin hubungan yang serius dengan seorang priapun.


Hal ini disebabkan karena masih ada sisa - sisa trauma akibat perceraian yang menyakitkan tersebut. Aku memiliki pandangan bahwa semua pria adalah pendusta. Untuk apa aku menikah lagi kalau hanya untuk bercerai lagi. Sudahlah .. aku sudah merasa hidup bahagia sebagai single parent.


Tak dapat kupungkiri bahwa aku merindukan pelukan pria. Tentu saja, karena aku pernah merasakan manisnya seks, maka akupun seringkali merindukannya. Hingga saat ini, aku masih kuat untuk menahan hasrat itu, sehingga aku tidak terjerumus dalam seks bebas. Di samping dalam rangka menjaga norma dan keyakinan yang aku anut, aku juga harus menjaga imejku sebagai seorang wanita berjilbab yang selalu berpakaian rapih dan sopan. 


Sejujurnya aku seringkali bermasturbasi untuk mengurangi hasrat seksku tersebut. Herannya semakin sering ku bermasturbasi, keinginanku untuk disetubuhi oleh pria justru semakin menggebu - gebu. Masturbasi hanya mengurangi hasratku untuk sementara, hanya pemuasan kebutuhan biologis semata namun kepuasan psikologis tidaklah aku dapatkan. Adapun alat yang sering ku pakai untuk bermasturbasi adalah buah mentimun. Uhhh .. sungguh beruntungnya buah mentimun itu. Terkadang diam - diam aku melakukan masturbasi sambil menonton film porno di komputerku ketika di kost sendirian. Sementara para pria yang mengharap cinta padaku saja belum ada yang berhasil menikmati jepitan lubang di pangkal pahaku.


Dengan status jandaku, tentu saja ada beberapa pria yang menganggap diriku adalah perempuan gampangan, yang butuh dibelai. Dengan demikian, ada beberapa pria yang sering melakukan perilaku yang menjurus pada pelecehan seks dari verbal hingga pada sentuhan fisik. Salah satunya adalah bosku seorang Cina yang sekaligus pemilik dari biro konsultasi tempatku bekerja. Dengan pura - pura tidak sengaja, ia terkadang meremas bokong dan payudaraku.


Aku sebenarnya risih dengan hal itu, dan tidak kerasan untuk bekerja di situ. Ia seakan tidak peduli bahwa aku adalah seorang wanita berjilbab yang selalu sopan dalam berpakaian dan berperilaku. Ia bahkan pernah menempelkan penisnya di belahan bokongku ketika aku sedang membungkuk, karena membetulkan mesin printer di kantor.


Aku terkejut, karena di sela- sela bokongku terasa ada batang keras yang menekan. Aku pun lalu segera menghindar. Aku tidak bisa marah padanya karena aku masih berharap untuk bisa bekerja di biro miliknya tersebut. Aku hanya menampilkan ekspresi muka tidak suka, sambil pipiku memerah karena malu. Ia hanya tersenyum mesum sambil pergi berlalu. Ia nampak paham sekali bahwa aku memang sedang butuh untuk terus bekerja di bironya.


Sungguh aku sangat benci dan jijik dengan perilaku bosku tersebut. Bosku tersebut seorang pria Cina berusia 40 tahunan. Ia telah berkeluarga, dan keluarganya tinggal di luar Jawa. Namanya Pak Tan. Ia memiliki tinggi 162 cm, dengan badan yang agak gemuk perut yang buncit. Ia nampak gempal.


Pada suatu hari, aku menerima kabar dari ibuku yang tinggal di kota Yogyakarta bahwa anakku sakit keras sehingga harus opname. Bahkan dokter menyatakan bahwa anakku harus dioperasi secepatnya. Kalau tidak, bisa fatal. Untuk biaya operasi tersebut butuh uang sebanyak lima juta rupah. Orang tuaku menyatakan bahwa mereka telah kehabisan dana untuk biaya pengobatan anakku. Sementara, aku sendiri sudah kehabisan uang karena kini sudah tanggal tua. Uang hanya cukup untuk menyambung hidup beberapa hari.

Aku pun sangat bingung harus mendapatkan uang darimana lagi. Masih banyak hutangku pada kawan - kawanku, sehingga aku segan untuk berhutang lagi pada mereka. Satu - satunya yang bisa aku lakukan adalah mengeluh pada Pak Tan. Tapi aku merasa ngeri, karena itu berarti memberinya kesempatan untuk melecehkanku secara seksual. Aku pun menjadi ragu. Akan tetapi karena aku sudah sangat panik. Akhirnya aku beranikan diri untuk mengungkapkan hal itu pada Pak Tan. Dengan perasaan tidak karuan, aku memberanikan diri untuk menuju ruang Pak Tan. Saat itu aku mengenakan jilbab warna pink sepanjang lengan, dengan baju kurung yang sewarna, serta rok panjang hitam dari bahan kain yang lemas. Dengan demikian, celana dalamku agak tercetak di permukaan luar rokku.


Tok .. tok .. tok .. tok .. suara ketukanku di kamar kerja Pak Tan.


“ Masuk ” aku dengar suara pak Tan berseru dari dalam ruangan.


Aku pun membuka pintu. Pak Tan yang sedang duduk di belakang meja kerjanya menatapku dengan tatapan mesumnya, yang seolah menelanjangi tubuhku.


“ Silahkan duduk ” katanya mempersilahkanku untuk duduk.

“ Ada apa cah ayu? ” dia bertanya padaku dengan nada menggoda.

Sambil menunduk, akupun mengatakan keperluanku pada pak Tan sambil terbata - bata.

“ Mmmaaaff Pak, anak saya sedang sakitt kerass .. ”


Keringat dinginku mulai mengucur….


“ Terus??? ” Pak Tan bertanya dengan nada sedikit ketus.

“ Mmaksud saya, saya mau pinjam uang sama bapak. Untuk pengobatan anak saya. Saya sudah tidak ada uang ”


Ketika aku berkata seperti itu, pak Tan hanya mengangguk - angguk dengan tatapan melecehkan.


“ Sofiii, dengan berat hati saya katakan ke kamu, kalo saya tidak ada uang yang bisa saya pinjamkan ke kamu ”

“ Tolonglah saya pak, anak saya sakit .. berikan saya lima juta rupiah saja .. nanti bisa di potong gaji saya ” kataku menghiba.


Air mataku mulai mengalir dari sudut - sudut mataku.


“ Kamu tahukan biro ini sedang kekurangan modal ” kata pak Tan dengan datar dan tenang.

“ Jumlah klien kita semakin sedikit, makanya pemasukan ke biro juga sedikit ” timpalnya lagi.

“ Tapiii ya sudahlah, aku bisa usahakan uang itu ” kata pak Tan.


Kemudian ia membuka laci mejanya dan mengeluarkan beberapa gepok uang 50.000 rupiahan. Ia pun memberikanya padaku. Setelah dihitung, ia telah memberikan uang padaku sebanyak 6juta rupiah, lebih banyak dari harapanku.

Pak Tan berkata, Uang itu boleh kamu pinjam dulu. Kamu nggak usah mikirin ntar gimana mengembalikannya.


“ Sudah cepat kamu bawa pulang .. kamu tunggu anak kamu sampai operasinya selesai .. kamu boleh libur ”


Dengan perasaan senang dan rasa terima kasih yang tidak terkira, aku pun berpamitan dengan pak Tan dengan menyalami tangannya


Aku pun bersyukur operasi anakku berjalan dengan lancar. Setelah itu, aku kembali bekerja di kantor Pak Tan. Semenjak itu, Pak Tan semakin menjadi - jadi dalam melecehkanku secara seksual. Karena hutang budiku padanya, aku pun tak bisa berbuat apapun selain pasrah dengan perlakuan Pak Tan. Setiap kali berpapasan denganku, ia tak akan membiarkan pantatku lolos dari jamahannya. Seringkali, ia mengejutkanku dari belakang dengan cara meremas pantatku. Aku hanya bisa menjerit kecil. Semakin lama iapun semakin berani untuk menjamah tubuhku yang lain. Payudaraku dan pangkal pahaku pernah diremasnya. Yang aku heran, dia tetap paling suka meremas pantatku, walaupun ia sesungguhnya dapat dengan bebas untuk menjamahi payudara dan pangkal pahaku. Ketika aku sedang berdiri di dekatnya, ia mengajakku ngobrol sambil jarinya menelusuri belahan pantatnya.


Dengan perasaan malu aku ingin menghindari setiap perlakuannya, namun ku tak berdaya. Sungguh, aku merasa menjadi seorang perempuan murahan yang bisa dinikmati oleh pria Cina itu demi sejumlah uang. Sungguh kontras dengan penampilanku yang selalu berjilbab sopan ini.


Suatu ketika, seorang pesuruh kantor bernama Pak Tatang memberitahuku bahwa pak Tan memanggilku untuk datang ke ruangannya.


“ Mbak Pak Tan manggil mbak ke ruangnya ”


Huh .. ada apa lagi nih ?? tanyaku dalam hati. Pelecehan apa lagi yang kan aku terima gumamku.


“ Iya pak .. Nanti saya ke sana ” jawabku

“ Cepat ya mbak, Pak Tan minta mbak datang cepat ” kata pak Tatang sambil berlalu.

“ Iya iya Pak Tatang ” kataku sambil tersenyum pada Pak Tatang




Hari itu aku mengenakan jilbab warna abu -abu yan menutupi dua bukit mungilku, dengan baju kurung dan rok panjang. Dengan perasaan yang tidak tenang akupun datang ke ruang Pak Tan.


Tok .. tok .. tok ku ketuk pintu ruang Pak Tan.


“ Masuk ” terdengar teriakan Pak Tan dari dalam ruangan.


Aku pun masuk, dan Pak Tan mempersilahkanku duduk. Dengan senyum jahat tersungging di bibirnya, ia menatapku dengan pandangan nafsu. Aku hanya menunduk dengan muka yang malu bercampur cemas.


“ Mhhhhh begini Soffi .. Saya cuma mau informasikan ke kamu, kalau hutang kamu ke kantor sudah jatuh tempo. Kantor butuh uang itu segera. Kamu bilang mau angsur hutang kamu. Tapi sampai sekarang sudah tiga bulan, kamu sama sekali belum angsur. Saya udah kasih kamu keringanan looohh ” Pak Tan berkata dengan nada serius.


Jantungku berdetak keras, memompa darahku cepat sekali. Waduh celaka pikirku .. Aku jelas tidak mampu untuk membayar hutangku. Bahkan untuk mengangsur pun aku tidak mampu. Kini hutang itu telah ditagih. Ohhhh .. betapa malang nasibku, jeritku di hati.


Mhhhh mmaaf pak, saya belum mampu membayarnya ” jawabku terbata-bata.

“ Kebutuhan saya banyak sekali, dan uang gaji saya saja tidak cukup ”
Tak terasa, air mataku mulai meleleh.

“ Iya saya tau .. tapi masalahnya, kantor ini juga butuh biaya. Kan sudah aku bilang, kalau biro ini lagi seret. Klien kita semakin sedikit ? ” suara Pak Tan mulai meninggi.


Air mataku pun semakin deras mengalir. Tak sadar aku mulai sesenggukan. Dengan ujung jilbabku aku usap air mataku. Pak Tan masih nampak cuek, sambil sesekali melirikku. Sorot matanya menunjukkan kelicikan.


“ Hmmmmm .. apapun kamu harus membayar hutang kamu .. Atau kita selesaikan saja secara hukum ?? ” ancam Pak Tan.


Aku semakin panik dengan ancaman itu ..


“ Saya mohon jangan pak !! Saya pasti akan bayar. Saya masih punya anak pak ” kataku tersedu - sedu.

“ Terus kamu mau bayar pake apa? Kamu bilang nggak punya uang ? ”

“ Beri saya waktu barang satu minggu, saya bisa usahakan ” jawabku putus asa.

“ Satu minggu pun aku tidak yakin akan mendapatkan uang sejumlah itu.
Aku meragukan kamu bakalan sanggup membayar. Paling hanya menunda waktu. Gak ada gunanya. Saya nggak akan kasi keringanan lagi ”

“ Sssayaaa mohon pakkk ” aku berusaha menahan tangisku agar tak semakin keras.

“ Mhhhhh .. baik .. baik .. Aku bisa kasih kamu solusi. Supaya kamu bisa lunasin utang kamu ”


Aku agak lega mendengar ucapan Pak Tan. Aku memandanginya dengan pandangan bertanya.


“ Mhhhhh .. boleh tau apa solusinya pak ? ” ungkapku.

“ Kamu bisa bayar hutangmu dengan tubuh molek kamu itu ” kata pak Tan sambil melirik padaku dengan sorot mata birahi.


Bagai disambar petir, aku terkejut mendengar ucapan Pak Tan. Aku kehabisan kata - kata.

“ Nggak, nggak mau ” jawabku sambil menangis.

“ Kamu bisa apa….? Kalo kamu nggak bayar sekarang ya diselesaikan lewat hukum. Aku akan laporkan kamu ke polisi ” ancam pak Tan.


Dia sungguh lihai mempermainkan perasaanku. Aku merasa semakin putus asa. Aku hanya bisa menangis. Tangisku yang tertahan pun mulai keluar juga. Namun Pak Tan tetap tak peduli. Aku hanya tertunduk sambil menangis. Air mataku telah basahi jilbabku.


“ Hehehe .. lagian kamu kan sudah lama jadi janda. Masa sih, ga kangen sama penis? Kamu puas, hutangmu lunas .. Tawaran menarik kan? ” goda pak Tan.


“ Kamu tinggal ngangkang aja, biar vaginamu disodok pake penis lelaki birahi. Dengan tubuh kaya kamu, gak sulit kok kamu dapet duit banyak. hehehe .. Apalagi yang jilbaban kaya kamu, pasti banyak peminatnya hmm .. ”


Tanpa ku sadar, pak Tan telah berdiri di sampingku dan tanpa basa -basi dia pun menarik tanganku hingga aku berdiri. Aku ingin menolak dan lari, namun aku sadar bahwa aku tidak lagi punya kuasa. Bahkan pada diriku sendiri. Kini aku telah dikuasai oleh pak Tan. Aku hanya pasrah ketika ia menarik tubuhku hingga berdiri.


Dengan penuh birahi, pak Tan menariku ke dalam pelukannya. Dengan rakus pak Tan melumat mulutku dengan mulutnya. Tangannya menjamahi dua payudaraku yang masih tertutup jilbab itu. Kurasakan perut buncit pak Tan menekan tubuhku.

“ Mhhhh .. mphhhhhh .. ” aku berusaha menghindari ciuman pak Tan.

Namun mulutnya terus mengejar mulutku. Dengan kasar di baliknya tubuhku hingga aku membelakanginya. Lalu di tekannya tubuhku hingga perutku menempel di tepi mejanya. Tanganku berpegangan pada meja agar menopang badanku. Kini aku dalam posisi agak membungkuk, dengan pantat yang membusung kearah pak Tan. Kini pantatku begitu bebas untuk dijamahinya. Dengan kasar ia meremas pantatku. Aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal di pantatku.


Ohhh, ternyata itu adalah penis pak Tan yang sudah menegang dan mengeras.


Sambil menggesek - gesekkan penisnya di bokongku, salah satu tangan pak Tan juga meremasi bongkahan bokongku yang montok dan padat itu, sedang tangan yang lain kini telah mencengkram salah satu payudaraku yang masih tertutup jilbab. Jilbab itu menjadi kusut akibat remasan tangan pak Tan. Aku merasakan bahwa tangan pak Tan telah mulai menyusup masuk ke balik jilbabku yang menutup dadaku. Ia meremasi payudaraku dari balik baju kurungku.


“ Mhhhh ..ahhhh .. ohhhhh .. ” jeritan - jeritan kecil terlontar dari mulutku ketika pak Tan menyentil ujung payudaraku dengan keras. Sementara penisnya yang masih berada di dalam celana itu menekan pantatku ke depan.


Tangan yang satunya kini telah meremas - remas pangkal pahaku. Mulut pak Tan dengan rakus menggigit leherku yang masih tertutup jilbab warna krem itu, hingga nampak basah bekas gigitan. Kepalaku yang tertutup jilbab krem itu hanya bisa menggeleng - geleng. Terkadang menengadah ke atas setiap kali pak Tan menyodokkan penisnya ke bokongku.


Kini tangan pak Tan mulai menarik resleting baju kurungku yang ada di punggungku. Dengan trampil tangannya menurunkan baju bagian atas baju kurung itu, dan menyampirkan jilbabku ke pundak. Kini pundak dan punggung putihku pun terbuka. Tak lama kemudian, aku merasa bahwa pengait braku di bagian belakang telah terbuka. Secara umum, bagian atas tubuhku telah setengah terbuka. Payudaraku yang tak seberapa besar itu menggelantung di atas meja. Dengan rakus pak Tan menciumi dan menjilati punggungku, hingga basah oleh liurnya. Kedua tangan pak Tan pun tak henti - hentinya meremas dan memilin dua putting mungilku yang berwarna coklat muda itu.


“ Ahhhhhhh .. udahhh .. lama aku menunggu saat ini .. ” bisik pak Tan di telingaku yang tertutup jilbab itu.

“ Mhhhh .. ohhhhh .. mhhhhhh .. ” desahku.


Walaupun aku telah lama tidak menikmati sentuhan pria. Sungguh, aku tetap tidak bisa menikmati perlakuan pak Tan itu. Aku justru merasa terhina, karena penis seorang pria yang bukan suamiku kini sedang menggesek - gesek pantatku yang masih tertutup rok itu. Selama ini hanyalah mantan suamiku yang pernah menikmati bibirku, menghisap dua putingku yang sedang mengeras, dan menyodokkan penisnya di lubang surgaku yang basah.


Saat ini, seorang pria yang bukan suamiku dengan bebas dapat menikmati bokongku dan tangannya dengan bebas memilin dan meremas puting payudaraku. Ohhh betapa malang nasibku hikss ..


Aku dengar suara resleting celana pak Tan. Tak lama kemudian pak Tan pun membalikkan tubuhku hingga posisiku berhadapan dengannya. Terlihatlah pemandangan yang membuatku takjub. Penis pak Tan yang menjulang sepanjang 17 cm. Jauh lebih besar daripada milik mantan suamiku. Dengan rakus pak Tan pun menghisap putting payudara kiriku, sementara tangan satunya memilin dan meremas payudaraku yang kanan. Terasa gigitannya pada payudaraku, yang kemudian disentakannya hingga aku menjerit.


“ Aahhhhhhhhh ” bokongku kini bersandar pada tepi meja, dengan posisi tangan menekan meja di belakang tubuhku.

“ Mhhh ..  ahhhhh…. ” jeritan dan rintihan yang keluar dari mulutku semakin membakar birahi pak Tan.


Pak Tan seringkali menyampirkan kembali ujung jilbabku yang turun hingga menutupi dadaku ke pundakku. Pak Tan pun kemudian mengangkat rokku keatas. Nampaklah dua kaki dan paha mulusku telanjang, dan secarik kain celana dalam di pangkalnya. Salah satu tangan pak Tan memegangi ujung rok ku agar tak turun, sementara tangan lain melebarkan dua pahaku, hingga pangkalnya yang masih terutup celana dalam itu semakin menganga. Kurasakan benda keras mulai menyusuri belahan kemaluanku. Salah satu tangan pak Tan menuntun benda keras itu agar menggesek - gesek dengan belahan vaginaku yang tertutup celana dalam itu.


“ Ohhhhh .. ” walau aku berusaha mengingkarinya, tak dapat kupungkiri bahwa sensasi gatal di vaginaku mulai kurasakan.


Aku pun mulai merasa lemas dan birahi. Aku berada dalam dilema. Aku dipaksa untuk menikmati perlakuan pak Tan, walaupun sesungguhnya aku enggan. Tangan pak Tan pun mulai mencari - cari ritsleting rokku, dan segera melepasnya. Kini bagian bawahku telah benar-benar telanjang, hanya celana dalam putihku yang masih melindungi lubang kehormatanku. Sedangkan kepalaku dibiarkanya tetap berjilbab, dan payudaraku telah menggelantung indah dengan bekas gigitan dan basah air liur pak Tan.


Dengan kasar pak Tan menarik jilbabku hingga aku terjatuh dalam keadaan bersimpuh. Dihadapanku kini sebatang penis pak Tan yang tegang dan mengeras itu. Sambil mengarahkan kepalaku dengan tangannya keaarah penisnya, pak Tan mengatakan “ Ayo .. kulum penis bapak !!! ”


Dengan perasaan jijik, akupun memenuhi permintaannya. Kepalaku yang tertutup jilbab itu nampak maju mundur. Sementara payudaraku tengah bebas menggelantung, dan bagian bawahku telah telanjang, hanya celana dalam yang tersisa.


“ Mmphhhhh .. mhhhhh .. ” lenguhku saat penis pak Tan menerobos mulutku.


Pak Tan menyuruhku menjilati ujung penisnya hingga lubang kontolnya. Uhhhh .. aku merasa ingin muntah. Mulutku pun penuh oleh penisnya. Tak satu jengkalpun bagian penisnya yang tidak berkesempatan menikmati pelayanan bibir dan lidahku. Bahkan testisnya pun turut aku jilati. Dengan perasaan muak, aku terpaksa melakukan hal itu.


Setelah puas, pak Tan memintaku berdiri. Dengan kasar ia mencengkram pantatku yang masih tertutup celana dalam itu, dan menariknya hingga posisiku membelakanginya. Ia menarik turun celana dalamku, hingga kini tak ada lagi yang melindungi lubang kehormatanku.


Pak Tan pun berlutut di belakangku. Kini ia menguakkan bongkahan pantatku lebar - lebar. Kini, lubang anus dan kemaluanku telah mengarah tepat di depan wajahnya.


Tiba-tiba aku merasakan sensasi hangat di permukaan anusku. Ternyata Pak Tan telah menjilati anusku. Sensasi geli kurasakan menjalar dari anus ke seluruh badan. Tubuhku terasa lemas setiap kali lidah pak Tan menyentuh permukaan anusku. Aku heran, dia tidak merasa jijik. Setelah ia puas, lidahnya pun berpindah ke belahan lubang vaginaku.


Ia mulai menguakkan bibir bagian luar vaginaku. Tak lama kemudian, ia pun menjilati seluruh permukaannya. Klitorisku tak luput dari jilatan dan gigitan lembutnya. Aku semakin pasrah dengan perlakuan Pak Tan. Kurasakan vaginaku semakin basah, baik oleh air liur pak Tan maupun cairan cinta yang keluar dari dalam vaginaku.


“ Ohhhhhh .. mphhhhhh ..  ampuuunnnn .. jangan diteruskannnnn .. ” racauku.


Slurp .. slurppp .. terdengar sedotan pak Tan di permukaan vaginaku semakin bernafsu.


Tak lama kemudian pak Tan pun berdiri. Ia menarik pinggulku ke belakang, hingga pantatku dan vaginaku semakin terkuak lebar. Tiba -tiba, aku rasakan sebatang penis yag keras telah melesak masuk ke dalam liang kenikmatanku dari bagian belakang. Aku merasakan pedih pada dinding vaginaku saat batang penis pak Tan bergesekan dengan dinding liang kenikmatanku, yang selama ini terjaga dari penis pria selain suamiku.


“ Ahhhhhhhhhhhhhhhhh ” lengkinganku saat penis pak Tan disodokkan dengan keras. Rasanya lubang vaginaku hampir terbelah.

“ Ouhhhh .. Sofiiii .. memekmu enak banget .. udah lama bapak nggak ngrasain memek kaya punyamu .. mhhh .. ouhhhhh .. akhhhhh .. ” racau pak Tan sambil menggenjot lubang vaginaku.


Cepok, cepok, cepok suara pinggul pak Tan saat bertumbukan dengan bongkahan pantatku yang sedang membusung ke arahnya.


Aku sedang dinikmati dengan posisi doggy. Aku heran, ia nampaknya memang begitu terobsesi dengan bokongku, hingga selama memakaiku pun ia lebih banyak meremas bokongku daripada dua payudaraku.


“ Ohhhh .. mhhhh .. oughhhhh ” badanku bergoncang- goncang.


Kepalaku yang berjilbab itu hanya mampu menggeleng dan mendongak ke atas. Payudaraku bergoyang seiring hentakan penis pak Tan di dalam liang kenikmatanku.


“ Mmhhhhhh .. ahhhhhh .. ” rintih dan jeritku setiap kali penis pak Tan melesak dalam vaginaku.

“ Soffff .. memekmu masih serettttt ” racau pak Tan.

“ Kepalamu berjilbab bikin aku tambah ngaceng ouhhhh .. Bapak ketagihan diservis sama tempikmu enak bangetttt .. walaupun janda tapi tempikmu masih mengigit ”

“ Mhhhh .. ouhhhhh .. akhhhhhhh ” jawabku dengan desah dan rintih.


Masih dalam posisi doggy, pak Tan tiba - tiba menarik penisnya keluar dari vaginaku. Kini tubuhku yang lemas hanya bisa terbaring tengkurap diatas meja. Kepalaku yang masih berjilbab aku sandarkan di meja, sedang dua tanganku terentang berpegang pada tepian meja. Sementara itu, aku merasakan cairan dingin di anusku. Aku hanya bisa pasrah.

“ Mmhhhh.. anusmu kayanya masih perawan nihh… sini biar bapak perawanin ” Aku ketakutan dan berusaha menolak.

“ Udahhh, jangan nolak ..  kok beraninya kamu nolak permintaan bapak ?? ”


Akupun pasrah. Cairan itu adalah cairan pelumas. Aku merasakan kepala penis pak Tan mulai menempel di lubang matahariku. Perlahan - lahan, kepala penis itu mulai menguakkan lubang matahariku. Kurasakan kepala penis itu semakin dalam masuk ke dalam anusku. Rasanya sungguh perih, walaupun telah dibantu oleh cairan pelumas itu. Pak Tan pun mulai mempercepat genjotannya dalam anusku.


“ Akhhhhh .. ouhhhhh .. ” terasa panas di dinding anusku akibat gesekan penis pak Tan itu.

“ Oouhhhhh .. sakkkkiiiiittt .. ahhhh .. akhhhhhh .... ” jeritku.


Sambil menggenjot anusku, kedua tangan pak Tan meremasi kedua payudaraku. Bahkan satu tangan pak Tan menarik ujung jilbabku ke belakang, hingga kepalaku terdongak keatas.


“ Mhhh ohhh… akhhhhh .. ” jeritku kesakitan.


Pak Tan nampaknya telah hampir klimaks. Iapun segera menarik penisnya dari anusku. Seperti kesetanan ia melompat ke atas meja lalu membalikkan tubuhku hingga terlentang di atas meja. Kini posisinya duduk berlutut dengan penis yang mengarah ke wajahku. Dua pahanya mengangkangi wajahku.


“ Akhhhhhhhhhhhhhhhhh ” teriakan pak Tan yang telah klimak itu.


Crott .. crottt .. crottttt .. cairan putih kental yang berbau tak sedap itu pun menyembur ke wajah dan mulutku. Aku hanya memejam, agar cairan itu tak masuk ke dalam mataku. Sebagian telah tertelan. Jilbabku basah oleh cairan kental berbau amis itu, begitu pula baju kurungku. Kulihat pak Tan terengah - engah setelah mencapai klimaks. Aku hanya terlentang lemas setelah satu jam ia menikmati semua lubang kepuasan di tubuhku.


Dia menyemprotkan cairan kenikmatan nya di lubang vagina, anus dan bibirku dan dimana - mana berserakan.


Hueekkkkkkk .. rasanya muak sekali. Namun nampak sisa - sisa sperma mengalir dari sela - sela bibirku hingga menambah noda di jilbab abu - abuku. Sisa- sisa sperma yang ada di lantai dan sofa pun harus kujilati pula.

“ Tempik sama anusmu memang hebat Sof .. Bapak ketagihan buat make kamu. Selama setahun bapak cuma bisa berangan - angan meremas pantatmu, sambil bermimpi suatu saat bisa njebol lubang anusmu ” kata pak Tan.


Aku sebetulnya merasa tersinggung dengan ucapannya. Harga diriku telah hilang sekarang. Kini aku harus siap untuk dinikmatin kapan saja oleh pak Tan. Aku tak bisa berbuat apa - apa kini. Hingga setelah 3 bulan aku memutuskan untuk pindah kerja ke daerah Solo dan aku berharap tidak akan pernah kembali bertemu dengan Pak Tan.


Bagaimana guys... Cerita yang di sajikan oleh tabloidbugil.blogspot.com pasti serukan..
Jangan lupa kunjungin situs ini terus ya guys..
Karena kami akan terus membagikan cerita yang lebih seru pastinya.. 
Terima kasih untuk para pecinta cerita sex dan pengunjung lainnya semoga puas dengan cerita SOFFI SI JANDA KESEPIAN.


www.jppoker88.com


Thursday 20 September 2018

0

GADIS BAYARAN YANG PENUH BIRAHI

GADIS BAYARAN YANG PENUH BIRAHI



Hello guyss.. Selamat datang di situs tabloidbugil.blogspot.com. Pada kali ini saya ingin membagikan cerita yang seru lho .. Mau tau ceritanya langsung saja kita simak Gadis Bayaran Yang Penuh Birahi.



GADIS BAYARAN YANG PENUH BIRAHI - Malam semakin gelap saat aku menempuh perjalanan pulang dari Pekalongan dengan mengendarai mobil kantor. Terpaksa aku menyetir sendiri karena bosku akhirnya memutuskan untuk tinggal beberapa hari di sana.





Bosku saat ini sedang ingin mencoba membuka bisnis baru, yaitu bisnis batik pekalongan. Konon katanya batik Pekalongan memiliki kualitas yang bagus dan harga terjangkau. Maka dari itu dia bela - belain tinggal di sana beberapa hari sambil mencari produsen batik yang bisa diajak kerja sama. Tadinya tugasku adalah mengawal kemanapun ia pergi. Namun karena dia memiliki saudara di sana, akhirnya aku disuruh pulang ke Jakarta.


Aku melirik jam, hmmmm masih jam 9 malam dan aku baru sampai Cirebon. Wah, sampai Jakarta jam berapa nih, pikirku. Mataku pun sudah tidak bersahabat, seperti dikasih lem. Dengan kondisi seperti ini kupikir tidak akan mungkin melanjutkan perjalanan sampai Jakarta, karena malah akan berbahaya. Kuputuskan harus mencari tempat istirahat. Lalu laju mobil pun mulai kupelankan, dan mataku mulai menyapu ke tepian jalan barangkali ada tempat istirahat atau rumah makan yang nyaman.


Kemudian mataku tertuju pada sebuah rumah ( kupikir itu rumah makan ) berdinding warna hijau tosca dengan halaman yang agak luas dan di tutupi oleh rumput Jepang. Hmm sepertinya tempatnya enak, ada tempat parkir mobilnya lagi. Aku pun segera membelokkan mobil dan kuparkir tepat di depan rumah itu.


Di terasnya kulihat sedang duduk 4 orang wanita dengan pakaian yang cukup sexy. Aku masih belum berpikir yang aneh - aneh waktu itu. Yang terpenting bagiku saat ini adalah beristirahat dan melepas lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh.


Saat aku berjalan ke arah teras, salah seorang dari mereka menghampiriku dengan gaya yang centil dan manja.


“ Cari apa Aa ? ” tanya dari salah satu perempuan cantik

Mataku yang sedari tadi sudah cukup mengantuk sontak saja langsung melebar lagi. Perempuan itu kira - kira berusia 35 tahunan mengenakan kaus ketat berbelahan dada rendah warna merah yang sepertinya sengaja untuk menonjolkan aset miliknya itu, dipadu dengan bawahan rok jeans pendek. Sekilas kulihat 2 tonjolan di sana seperti terjepit ingin meronta keluar, dengan belahan yang masih indah di tengahnya. Kulitnya kuning langsat meskipun otot di bagian lengan sudah mulai sedikit mengendur.


Mendapati pemandangan seperti itu, aku menjadi tergagap - gagap.


Hmm .. anu .. mmmm mau cari makan. Laper nih dari tadi siang belom makan. Sama mau istirahat dulu, pegel dari tadi nyetir melulu teh ” jawabku


“ Ayuk atuh Aa masuk dulu, di dalem ada makanan kok. Santai dulu aja Aa ! Kalo pegel - pegel, kita juga bisa mijitin kok ” tangannya langsung menggandengku dan menempelkan payudaranya ke lenganku sembari tersenyum nakal.


Ah, kurasakan sesuatu yang kenyal menjepit lenganku. Aku jadi menebak -nebak berapa ukuran bra nya. Bah, konyol sekali ngapain juga nebak-nebak, pikirku. Nikmati saja keadaan ini.


Bagai kerbau di cucuk hidungnya aku menurut. Saat berjalan ke dalam, mataku masih sempat melirik 3 orang lagi yang sedang duduk di teras.


Gadis pertama berkulit sawo matang, tubuhnya langsing berumur sekitar 20 an tahun, memakai you can see berwarna áž”ិážšុ dan dia memakai celana jeans pendek yang sudah belel, alias banyak lubangnya. Wajahnya sih biasa - biasa saja, tapi kupikir senyumnya manis juga.


Gadis yang kedua bertubuh agak chubby, rambutnya dia gelung ke atas menonjolkan nuansa tengkuknya yang putih itu. Memakai baju terusan bermotif batik dengan model babby doll. Sepertinya umurnya sekitar 28 -30 tahun. Dia pun melemparkan senyuman kepadaku.


Gadis yang ketiga, tubuhnya tidak terlalu gemuk namun padat berisi, memakai tank top warna pink dan rok pendek bermotif bunga. Rambutnya sepunggung model shaggy dibiarkannya tergerai. Sempat kulirik, ada tonjolan kecil di dadanya, wah sepertinya dia tidak memakai BH. Tubuhnya putih mulus tanpa cela, dengan tonjolan yang nyaris sempurna, proposional dengan tubuhnya yang sintal itu. Wajahnya manis tipikal orang Sunda. Bibirnya yang tipis pun mengumbar senyuman kepadaku.


Sampai di dalam aku pun memilih menu ayam goreng dengan sambal dan lalapan. Aku makan dengan lahapnya, karena perutku memang sudah kelaparan sejak tadi siang. Selesai makan aku pun minum segelas teh hangat yang sudah kupesan sebelumnya.


Akhirnya bisa terbayar juga rasa lapar yang sudah melilitku sejak tadi siang. Ketika aku sedang menikmati aktivitas santaiku, si tante menawariku sesuatu

“ Si Aa capek? Kita juga sedia jasa pijit loh. Tinggal pilih saja sama siapa. Tuh, teteh punya 3 anak buah yg siap melayani. Aa tinggal pilih aja ” katanya dengan nada manja.


What??!! Seumur - umur aku belum pernah dipijit terutama oleh wanita yang belum aku kenal. Tapi baiklah, apa salahnya mencoba, begitu pikirku.


“ Hmmm emang berapa tarifnya ? Mahal ga ? ” tanyaku

“ Ah, si Aa bisaan. Tenang aja Aa yang penting mah Aa puas. Ini juga mumpung lagi promo ” jawab si teteh genit.

“ Promo? Kaya swalayan aja, pake promo segala. Ya udah, aku pilih satu ya. Bebas nih milihnya ? ” tanyaku kembali

“ Iya pilih aja tuh yang diluar. Kalo yang kurus namanya Rosma, kalo yang agak gemuk namanya Nok, nah kalo yang satunya lagi namanya Dinda, tapi dia masih baru dan belum begitu pengalaman ” katanya sambil senyum - senyum nakal.


Hmm, dari awal aku sudah begitu tertarik dengan gadis yang bernama Dinda ini. Dia memiliki proporsi tubuh yang pas, serta payudara yang aduhai. Usianya yang masih belia semakin mambuat penasaran orang yang melihatnya. Aku sudah tidak sabar untuk merasakan pijitannya, ah pasti nyaman sekali ketika tangan mungil nan halus itu memijit tubuhku.

“ Kalo gitu aku pilih si Dinda, Teh ” jawabku mantab.

Si teteh pun segera memberi kode kepada Dinda. Dan tanpa harus menunggu lama Dinda telah menggandeng lenganku dan mengajakku ke dalam salah satu kamar yang tersedia.


Kamar itu tidak terlalu besar dengan penerangan sebuah lampu kecil yang memberikan sensasi remang - remang. Di tengahnya terdapat dipan yang tertutup oleh kasur dan dilapisi seprai. Disudut ruangan ada meja dan bangku kecil yang didepannya tergantung sebuah kaca. Menurutku kamar ini cukup bersih dan nyaman. Ketika masuk ke dalamnya aku disambut oleh wangi aroma yang aku juga tidak tahu pasti apa itu. Tapi aroma itu telah membuatku rileks dan nyaman.


Ketika aku masih termangu melihat keadaan sekeliling, suara Dinda yang lembut mengejutkanku.


“ Ayo atuh Aa jadi pijit ga ? Kok malah bengong di pintu aja ? ” 

“ Eh iya iya .. Oke .. Oke .. ” aku pun segera mengambil posisi di tempat tidur.

“ Bajunya dibuka dulu atuh Aa. Masa pijit masih pake baju begitu ” kata Dinda dengan manja.


Ya, tentu saja. Betapa bodohnya aku, apa yang akan dipijit jika aku masih mengenakan bajuku ? Segera saja kulepas kemeja dan kaos dalamku, kemudian dengan telaten tanpa perlu disuruh Dinda mengambil lalu menggantungkannya di balik pintu yang telah dia tutup sebelumnya.


“ Punten Aa. Celana panjangnya dilepas juga atuh. Nanti Dinda susah mijitnya kalo masih pake celana begitu ”

Wow, aku kaget. Masalahnya aku hanya menggunakan boxer di balik celana panjangku. Masih ada sedikit rasa risih untuk hanya mengenakan boxer di depan gadis manis yang belum aku kenal ini. Namun saat aku menatap wajah manis nan sensual serta melirik sedikit ke bawah lehernya di mana tergantung dua buah gundukan padat serta berisi itu, akal sehatku terkalahkan. Akhirnya kulepas juga celana panjangku dengan dibantu olehnya.


Dia pun mulai memijit ringan dari mulai bawah kakiku. Dia mengendurkan otot - otot kakiku yag sudah pegal karena menginjak pedal seharian. Dari kaki, dia beralih ke leher kemudian turun menuju punggung. Tanganku pun tak lupa ia relaksasi.


“ Wah, si Aa ototnya pada kaku semua ya ? Pasti pegel - pegel semua ya Aa ? ” tanyanya lembut.

“ Iya nih, habis nyetir seharian. Jadinya pada kaku semua ” timpalku.

“ Tenang aja Aa. serahkan sama Dinda pasti semuanya akan beres ” jawabnya menggoda.


Dia lalu menuangkan sedikit lotion di tangannya lalu dia balurkan ke punggung dan mulai mengurutnya. Ah, nyaman sekali rasanya ketika tangan mungil nan halus itu mulai menyapu punggungku dari atas sampai hampir pada bokongku. Penat yang dari tadi pagi kurasakan seolah perlahan - lahan mulai sirna.


Selesai dengan punggung, dia lanjutkan dengan kakiku. Dia mulai mengurut otot kaki bagian bawah. Dari telapak kaki dia mulai bergerak ke atas menuju paha. Ketika mengurut pada pangkal pahaku, entah sengaja atau tidak sesekali dia menyentuh kedua bolaku. Aku pun sedikit terkejut, namun sepertinya dia menanggapinya dengan biasa.


“ Aa ayo coba balik badan, saya mau mengurut leher dan bagian depan Aa ” dia memintaku penuh kelembutan.


Aku pun segera menurutinya, kubalik badanku sehingga sekarang dalam posisi berbaring. Dia mulai mengusapi badanku dengan lotion. Saat itu baru kusadari bahwa dia sangat manis, dengan payudara yang bergoyang-goyang saat dia mengusap badanku dengan lotion.


Tiba - tiba tanpa diduga dia duduk diatas perutku, dan mulai mengurut leherku. Bagiku berat tubuhnya bukan masalah, namun sensasi yang kurasakan itu lumayan meresahkanku, mengingat aku belum pernah melakukan hal ini dengan wanita lain. Tapi aku hanya diam saja dan menikmati keadaaan ini. Mataku tak lepas dari dua buah bukit kembar yang sedari tadi bergoyang - goyang menantang, dan tampaknya dia mulai menyadari kalau aku memperhatikannya.


Bukannya risih namun dia malah mengambil tanganku, mengurutnya, sambil menempelkan punggung tanganku ke dadanya. Wow, kurasakan sesuatu yang masih kenyal dan kencang di sana, dan hal itu memicu hormon testosteronku meroket. Kemaluanku yang dari tadi sudah setengah menegang menjadi full erection. Selesai mengurut tangan kananku, dia pun melanjutkan dengan tangan kiriku dan masih dengan cara yang sama.


Tanpa sadar tangan kananku mulai memegang - megang sambil sedikit meremas payudara yang masih padat itu.


“ Ih, Aa nakal deh. Kenapa atuh A ? Suka ya ? ” jawabnya nakal.

“ Aku gemes banget ngeliatnya. Masih bagus banget ya ? Boleh lihat ga ? Aku penasaran nih ” entah setan mana yang merasukiku hingga aku berani berkata demikian.


Sepertinya urat maluku sudah putus. Tanpa kuduga, dia pun segera melepas tank top - nya, sehingga kali ini kulihat dengan jelas dua bukit kembar itu bergantung dekat sekali dengan wajahku. Tanganku pun segera menangkapnya, bermain - main, serta memilin - milin lembut puting yang masih terbilang kecil itu. Perlahan namun pasti puting kecil yang berwarna coklat kehitaman itu pun mengeras, dan payudara yang masih ranum itu mulai mengencang.


Dinda semakin bergeser ke arah bawah dari tubuhku. Dia terkejut ketika pantatnya menyenggol sesuatu yang sudah mengeras dari tadi. Lalu kurengkuh dia ke dalam pelukanku, kudaratkan ciuman di bibirnya yang lembut itu. Lidahku mulai menyapu bibirnya dan memaksa masuk ke dalam mulutnya. Di dalam mulutnya sudah menunggu lidahnya yang rupanya sudah siap bertarung dengan lidahku. Kami pun saling memagut satu sama lain. Tanganku terus bergerilya dan mulai menurunkan rok pendeknya hingga kini dia hanya mengenakan celana dalam saja.


Dari mulut aku bergerak menuju lehernya yang jenjang, lidahku bergerak dengan liarnya menelusuri kulitnya yang putih itu. Sampai di kedua payudaranya, aku tambah gemas dibuatnya, kuciumi mereka bergantian satu sama lain. Lalu puting kecil yang sudah mengeras itu pun tenggelam di dalam mulutku. Lidahku tak henti - hentinya mempermainkan mereka. Kulihat Adinda mulai tidak bisa mengendalikan dirinya, dia menengadah sambil memejamkan matanya, sementara pinggulnya bergerak- gerak menggesek kemaluanku.


Kami pun segera bertukar posisi, dia kubaringkan di kasur dan segera saja kulepas celana dalamnya yang sudah mulai basah itu. Hmm, ada aroma khas yang belum pernah kucium selama ini. Dinda pun membuka kedua pahanya, dan tampaklah sebuah belahan merah dengan bibir yang masih cukup rapat berkilauan karena dihiasi oleh cairan pelumas. Rambut kemaluannya yang baru mulai tumbuh setelah dicukur itu semakin membuat gairahku bergelora.


Perlahan kujilati dari luar ke dalam, sambil sesekali memberikan gigitan kecil di luarnya. Akibat ulahku itu terkadang dia sedikit mengerang namun tertahan. Kusibakkan bibir itu dengan lidahku dan kurasakan ada tonjolan kecil di atasnya. Kuhisap dalam - dalam dan kumainkan dengan lidahku, sementara jariku mulai menyelinap ke dalam celah yang sudah basah dan hangat. Jariku mulai leluasa bergerak keluar masuk karena liang itu sudah licin oleh cairan pelumas. Ketika jariku semakin cepat dan lidahku semakin liar, Dinda pun mulai menegang dan gelisah. Sampai akhirnya dia menjerit dengan sedikit tertahan,


“ Ahhhhh .. Ahhhh .. Aa Ayuk terus .. Dinda sebentar lagi sampai .. Hmmm .. ”


Mendengar permintaannya, aku pun semakin menggila, dan kemudian dia menggelinjang. Tangannya menarik rambutku, sementara pahanya menjepit kepalaku, dan kurasakan denyut - denyut di jariku yang ada di dalam sana. Kali ini teriakannya tidak tertahan,


“ Aaaakkkhhhh ... Ouuuuch ... Huffff .... Aa nakal ..... ”


Kurasakan semacam cairan bening dan hangat mengalir ditanganku yang berasal dari jariku yang ada di dalam sana. Tubuh Dinda mulai melemas dengan nafas yang terengah - engah. Kusodorkan jari jemariku yang masih basah ke mulutnya. Dengan serta merta dia pun menjilati jariku. Hal ini membuat kemaluanku semakin keras saja. Aku pun segera melepas celana boxerku, dan menyodorkan batangku yang sudah demikian keras ke mulutnya.


Dinda pun sangat tanggap dan segera mengulum kemaluanku. Mulutnya yang mungil itu terlihat penuh oleh batangku yang memang terbilang di atas rata - rata. Mulanya aku kasihan melihatnya, namun sepertinya dia malah menikmatinya dan hal itu mulai membangkitkan kembali hasrat birahinya. Secara otomatis aku pun menggoyangkan pinggulku menyesuaikan dengan irama yang dia buat. Benar - benar luar biasa sensasi yang kurasakan, membuatku seperti melayang. Kata si Teteh dia belum berpengalaman, tapi sudah seperti ini aksinya.


“ Aa ayo buruan masukin, Dinda udah ga tahan lagi nih ” katanya memelas.


Lalu kucabut penisku dari mulutnya dan perlahan kugesekkan ke permukaan bibirnya yang memang sudah basah dari tadi. Dia sedikit mengejang ketika permukaan bibir licin nan sensitif itu bertemu dengan kepala penisku. Akhirnya setelah kurasa cukup licin, kumasukkan kemaluanku ke dalam liangnya secara perlahan. Awalnya dia melenguh, namun setelah beberapa kali kugerakkan tampaknya dia sudah mulai bisa menyesuaikan. Rasanya luar biasa ketika penisku berada di dalam dirinya, masih begitu ketat dan menggigit. Denyut - denyut di dinding vaginanya sangat bisa kurasakan.


Gerakanku semakin lama semakin cepat, dan Dinda pun semakin gelisah kembali. Dia mulai meremas pinggulku dan menarik-narik rambutku. Tubuhnya menegang dan menggelinjang sekali lagi. Denyut - denyut di dalam sana semakin kuat terasa dan tiba - tiba gerakanku terasa sangat licin. Kulihat banyak sekali cairan bening yang melumuri batangku. Tubuh Dinda kembali melemas dan lunglai. Aku pun mulai mengurangi kecepatan gerakanku. Kucium kening, bibir, leher, dan kulumat habis kedua putingnya.


“ Aa .. Sekarang gantian dong Dinda yang di atas ” dia meminta.


Rupanya dia sudah mulai terangsang lagi oleh cumbuanku.


“ Oke siapa takut ? ” jawabku sambil nyengir.


Kami pun segera bertukar posisi, kali ini dia berada di atasku. Dia pun mulai mengambil posisi berjongkok di atas perutku. Secara perlahan batangku sudah masuk di dalamnya. Santi mulai bergerak naik turun, dan sesekali menjepit batangku di dalamnya. Gerakan itu membuatku semakin gila. Sensasi yang dihasilkan sungguh luar biasa.


Gerakannya semakin lama semakin cepat dan membuat dorongan dari dalam diriku mulai muncul ke permukaan. Dinda pun seperti sedang trance, terkadang dia meremas payudaranya sendiri, bahkan menarik - narik dan memilin putingnya. Teriakannya kali ini lebih heboh lagi.


“ Ahh .. ahh .. ahh .. Aduh enak sekali Aa. Punya Aa gede banget, nikmat banget ada di dalam. Ouchhh Dinda pengen keluar lagi .. Ufhhh .. ”


Tubuhnya menegang dan menggelinjang lagi untuk yang ketiga kalinya. Setelah itu dia pun ambruk di atas dadaku dengan nafas yang terengah -engah. Hasrat birahiku yang sudah semakin tinggi dan akan segera meledak seolah memberikan kekuatan yang luar biasa. Segera kubaringkan Dinda, dan kali ini langsung ku goyang dengan sekuat tenaga. Dia hanya bisa pasrah sambil terus mendesah.


“ Ahh .. ahh.. ahhh .. Ayo Aa keluarin di dalem aja .. Dinda udah ga tahan ”


Akhirnya dorongan itu keluar di sertai dengan semburan lava putih kental di dalam vaginanya. Seluruh ototku seperti berkelojotan melepaskan semua hasrat itu. Cairan putih itu mengalir melewati celah merah yang merekah itu dan sebagian jatuh ke kasur.


Aku pun segera mengambil tempat di sisinya, kupeluk erat dirinya. Santi pun seolah tidak mau aku tinggalkan, dia memelukku erat - erat. Kami pun berciuman dengan lembut di bibir. Dan kami mulai terlelap setelah lelah oleh pertempuran yang menguras tenaga itu.


Bagaimana guys... Cerita yang di sajikan oleh tabloidbugil.blogspot.com pasti serukan..
Jangan lupa kunjungin situs ini terus ya guys..
Karena kami akan terus membagikan cerita yang lebih seru pastinya.. 
Terima kasih untuk para pecinta cerita sex dan pengunjung lainnya semoga puas dengan cerita GADIS BAYARAN YANG PENUH BIRAHI 


www.jppoker88.com

Wednesday 19 September 2018

0

DI PERKOSA 2 PRIA

DI PERKOSA 2 PRIA


Hello guyss.. Selamat datang di situs tabloidbugil.blogspot.com. Pada kali ini saya ingin membagikan cerita yang seru lho .. Mau tau ceritanya langsung saja kita simak Di Perkosa 2 Pria.


DI PERKOSA 2 PRIA - Minggu - minggu ini banyak terjadi kemalingan masuk ke perumahan yang kami tempati, karena was was kalau terjadi kemalingan yang sebelum belumnya maka komplek perumahan mengadakan ronda malam atau menyewa penjaga malam, kebetulan ada 2 tempat dua yang kosong katanya sering di tempati sebagai tempat persembunyian perampok.


Malam itu aku terkena influenza berat karena kehujanan sepanjang siang.



“ Aku masih menyiapkan makanan untuk penjaga malam, mas!! ” kata istriku



Dia berpostur tubuh mungil dengan tinggi 155 cm, berwajah menarik seperti bintang Film Mandarin, dan berambut pendek. Sehingga tampak lebih muda dari usianya yang menginjak 40 tahun.



Malam itu udara sangat panas sehingga dia hanya memakai daster yang lumayan tipis, sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya. Yang utamanya bokong bahenol nya yang empuk itu yang bergoyang saat berjalan.


Walaupun perutnya tidak ramping lagi, karena sudah dua kali mengandung dan model dasternya berkancing di depan sehingga payudara biarpun tidak besar, tapi padat berisi, yang berukuran 34C agak tersembul dan kedua puting susunya tampak menonjol dari balik dasternya karena memang dia kalau dirumah hanya memakai camisole tipis saja.
“ Sudah pukul sepuluh kok belum datang ya? ” dia bergumam sendiri karena mengira aku sudah tertidur.

Beberapa saat kemudian kudengar dua orang bercakap - cakap di luar dan mengetuk pintu rumah pelan. Istriku yang rebahan di sampingku pun bangkit dan entah tersadar atau tidak istriku membetulkan rambutnya dan memoles bibirnya sehingga bibirnya semakin merah.

“ Lho ???? ” gumamnya pelan

Ketika tersadar dia memoles bibirnya, tapi karena penjaga malam itu terus mengetuk pintu, dia pun tak jadi membersihkan bibirnya yang merah merangsang itu.

“ Malam, Bu Yenti .. ” terdengar suara seseorang

Aku mengerti kalau suara itu adalah Pak Deran dan istriku sudah di kenal oleh dua orang petugas jaga tersebut karena sering istriku pulang malam seusai mengajar di kampusnya.

“ Masuk dulu Pak Deran ! ” terdengar istriku mempersilahkan penjaga malam itu masuk

Sementara kudengar bunyi halilintar yang cukup keras dan hujan tiba
- tiba turun dengan derasnya.

“ Wah hujan ? saya sama Pak Mulyadi, Bu Yenti!” katanya

“ Tidak apa - apa .. Masuk saja .. Lagian pula hujan deras pak ” kata istriku


“ Selamat malam bu Yenti ” kudengar Pak Mulyadi memberi salam pada istriku.


“ Sebentar tak buatkan kopi ya ” kata istriku, kemudian kudengar istriku berjalan menuju dapur di belakang rumah.

“ Di, lihat kamu ngga ?! ” terdengar suara bisikan Pak Deran

“ Kamu kacau, Ran ?! ” balasan suara bisikan Pak Mulyadi

“ Kamu lihat gak ? ” suara Pak Deran lagi

“ Iya, Ran muncul .. kayak penghapus ? ” kata Pak Mulyadi

Rupanya mereka berbisik - bisik mengenai puting susu istriku yang menonjol di balik dasternya, karena malam itu istriku hanya mengenakan camisole di balik dasternya.

“ Bokongnya bahenol lagi ” lanjut bisikan Pak Deran

“ Hus istri orang itu Ran ” kata Pak Mulyadi

“ Eeh, ini malam Jum’at kan..? Pas kuat - kuatnya ilmuku hihi ” kudengar Pak Deran tertawa di tahan pelan

“  Dicoba aja yuk .. Siapa tahu Bu Yenti mau ? ” kata Pak Deran.

Kuingat Pak Deran orangnya putih agak tinggi dengan badan kekar dan Pak Mulyadi orangnya tambun pendek. Keduanya berumur 50 tahunan lebih, aku bergidik juga mendengar perkataan mereka mengenai istriku tadi.


Mereka penduduk asli daerah itu, terkenal sangat doyan dengan perempuan. Bahkan mereka pernah bercerita saat aku jaga malam, kalau pernah mengerjai pedagang jamu yang sering keliling dua minggu sekali di daerah tempat tinggalku.


Di buat hampir tak dapat berjalan karena digilir mereka berdua, dimana saat itu pedagang jamu itu masih perawan dan sampai saat bercerita malam itu. Pedagang jamu itu masih sering meminta kepada mereka berdua untuk menggilirnya.


Biarpun sekarang sudah bersuami, katanya tak pernah puas dengan suaminya yang masih muda, bahkan pedagang jamu itu pernah meminta mereka berdua datang ke rumahnya.


“ Kalau sudah kena punya kami pak .. Waahh .. perempuan pasti malas dengan suaminya dan ? suaminya tak berkutik kalau kami ada, dan membiarkan kami tidur bersama istrinya dalam satu kamar bersama suaminya ” kata Pak Deran terkekeh - kekeh malam itu.


Kemudian kudengar suara bisikan mereka lagi


“ Kamu jangan ngaco, Ran. Sudah nanti kelewatan ?! ” kata Pak Mulyadi


“ Keris pusaka, aku bawa .. Di .. Ini .. he he he ?!” kata Pak Deran,

“ Kamu jangan gitu Ran .. Orangnya lagian baik .. Kasihan suaminya nanti, pengennya sama kamu aja nanti .. !! ” suara Pak Kardi lagi.


Karena perasaanku nggak enak akhirnya kuputuskan untuk keluar dan mereka berdua terlihat kaget melihatku, tapi Pak Deran yang membawa keris langsung mencabut kerisnya dan langsung mengarahkan kerisnya padaku dan tiba - tiba gelap menyelimutiku.


Kemudian aku terjaga dan kudapati diriku di tempat tidur kembali, kutoleh pintu kamarku, lantai pintu kulihat seperti membara.

“ Eeeeeeeccchhh .. eeeeecccchhhh .. ”

Kudengar desis istriku dan akupun turun, tubuhku terasa lemas sehingga aku merangkak mendekati pintu kamar dan .. seperti terkena listrik beribu - ribu volt saat tanganku memegang kunci kamarku hingga aku tersengkur makin lemas seperti karung bersimpuh di depan pintu kamar yang sedikit terbuka itu.


Aku tak percaya melihat di ruang tamu dari pintu kamar yang terbuka sedikit itu, kulihat istriku berdiri di depan Pak Deran yang membawa selongsong keris sebesar batang kemaluan orang dewasa lebih besar dari lampu TL 40 watt yang ujungnya di arahkan kepada istriku yang berdiri.


Sedangkan tangan yang satunya seolah memelintir di ujung lainnya yang berbentuk huruf U memanjang itu. Kedua tangan Pak Deran kini memegang pangkal keris yang melengkung itu dan kedua jarinya memelintir ujung nya dan kulihat istriku yang berdiri, tubuhnya bergetas dan kembali mendesis.


“ Heeeggghhh .. Oooooohhhhhhh .. ooooooohhhhhhhh !!!!! ” Pak Deran bukan lagi seperti memelintir tapi menarik narik kedua ujung payudara berbentuk U itu dan terlihat istriku membusungkan dadanya seperti kedua puting susunya tertarik ke depan.

“ Mmmheeeggggh .. aaaaaaa .. aaaaduuuuuhhhhhh .. ” istriku mendesis panjang

Pak Deran langsung mengulum salah satu ujung payudaranya “ Paaak ? paaakkk jaaa .. jaaangaaa .. annnnn ?.paaakkkkk .. !!!!! ” suara desis istriku memelas dan tangan kanan istriku secara refleks memegang payudara kanannya, istriku mendesis - desis kembali


“ Ummmppff Paakkkk .. jaaa .. jaaaaang .. aaaannnn paaaakkkk !!!! ” istriku mendesis.


Tangan kanan Pak Deran memelintir ujung satunya dan istriku pun memegang kedua payudaranya kembali yang masih terbungkus daster dan camisole nya itu.


“ EEecccchhhhhhh ??!!!!!!! ” istriku mendesah lagi saat Pak Deran memutar selongsong kerisnya sehingga pangkal keris berbentuk U itu berdiri.


Sementara jari - jari tangan kanannya mengelus - elus pinggiran lubang keris itu dan kulihat pantat bahenol istriku pun bergetar dengan hebat. Pak Deran semakin cepat mengelus dan bahkan menggosok lubang vagina itu dan istriku pun mengerang - erang.


“Paaakk ? paaakkk .. suuu .. suuuuddaaaaahh ? paaakkk ? jangaaan diteruuuuskaaaaan ? eeeecchghghghghghgh ??!!!!! ” sementara pantatnya pun bergetar hebat dan kedua tangan istriku memegang bokong bahenolnya yang bergetar hebat saat Pak Deran menjilati lubang vagina itu dan pantat bahenol istriku meliuk - liuk tak karuan.


Kedua tangannya meremas bokong bahenolnya sendiri yang mulai maju mundur saat Pak Deran menyedot nyedot lubang vagina istriku dan bahkan lidah Pak Deran menjilati lubang itu dan ..


“ Mmmppfffhhh hghghghgghghg .. ” istriku semakin keras mendesis - desis, selangkangannya terangkat - angkat dan mendekati ujung selongsong keris yang tengah disedot sedot dan dijilati lubangnya oleh Pak Deran.

“ Paaaak ? sudddaaaah ngngngngngngng hhhheeeghghghghgh??!!! ” istriku mendesis kedua matanya tertutup dan selangkangan nya tertarik ke depan hingga selangkangan nya kini mengesek - ngesek sarung keris itu.

“ Suudddaaaaah paaaak jangaaaaan sudaaah eeeeechghghghg ?!!!! ” istriku terus mendesis desis. Kemudian Pak Deran menghentikan aksinya.

“ Diii .. elus lubang kerisku ?!!! ” kata Pak Deran kepada Pak Mulyadi yang dari tadi bengong, sementara di pangkal selangkangan nya sudah menggelembung menunjukkan batang kemaluan nya sudah berdiri tegang.


Pak Mulyadi langsung mengelus lubang keris Pak Deran dan kembali…. “ Eeeeee .. eeeeee .. eeeeehhhhh .. eeeecccchhhg hghghg !!!!” istriku mendesis.

“ Enak Bu Yenti ? ” tanya Pak Deran yang berdiri dihadapannya dan selangkangan istriku masih menempel di sarung keris itu.

Istriku tidak menjawab, diam saja.

“ Ooooo.. kurang enak rupanya ?!!! ” kata Pak Deran

“ Jaaa .. jaaaangaaannnn .. paaakkkk ” rintih istriku memelas.

“ Singkap dastermu buu ” perintahnya.

“ Paaak .. ooohhhhhh .. jaaa .. jaaangaaannn .. paakkkk ” istriku menghiba. “ Ayooo .. nggak usah malu Buuu .. atau biar dia yang mencari jalannya sendiri ?! ” kata Pak Deran.


Seperti diperintah sarung keris itupun menempel di selangkangan istriku saat Pak Deran melepasnya dan….


“Paak .. jaa .. jaaangaannn .. paaaakkkk ” desis istriku saat sarung itu mulai menggosok selangkangannya kembali, sehingga pantatnya pun bergetar kembali.


“ Dii ? malam ini kita nonton dulu ? biar Mbah Gandul yang nyebokin Bu Yenti, malam ini punya dia? lihat Dii ? Bu Yenti menaikkan dasternya ? rupanya dia sudah kebelet ” Kulihat istriku mendesis-desis dan mengelinjang, sementara kedua tangannya memegang pantat nya sendiri dan menarik ke atas dasternya pelan - pelan, sehingga mulai tersingkap paha mulusnya.


Semakin lama bokongnya semakin bergetar cepat dan selangkangannya maju mundur oleh gosokan sarung keris yang di sebut Pak Deran, Mbah Gandul itu.


Begitu dasternya tersingkap sampai pangkal pahanya, Mbah Gandul langsung menyusup ke selangkangan istriku dan “ Mmmmmmpppfff ..eeecchhhh bessaaaar oooooohhhhhh ” desis panjang istriku.


“ Sudah Di, kita keluar biar Bu Yenti malam ini milik Mbah Gandul ” kata Pak Deran.


“ Bu Yenti titip Mbah Gandul yaa, selamat menikmati! Besok baru kami .. Oh ya besok kan ibu pulang malam? tidak usah pake BH dan celana dalam ya kalau pulang, nanti di bungkus dan serahkan ke saya di pos kalau pulang? biar lebih enak ? hehehe ” kata Pak Deran sambil meremas payudara istriku yang berdiri tak berkutik dengan kedua kakinya yang terkangkang. Merekapun keluar meninggalkan istriku yang terbengong.


“ Mmmpppff .. oooohhhhh .. beee .. besaaar aaamaaatttt !!!! ” rintihnya saat kedua orang itu telah pergi. Istriku pun berusaha duduk di kursi panjang dan rupanya dia berusaha menarik sarung keris itu keluar tapi ..


“ Mbaaaah uummppfff oooooohhh .. aaammmmpuuunnn .. mmmbaaaahhh ” istriku mendesis keras.


“ Ooocch masuukkk ke daalaaam eeeccchh gilaaa uummpppfff heeecchhh gilaaa ?uuuccch geliiii aaaccch koook giniiii rasanyaaaaa uumppppccchh ennnnaaaaakkkk hhhh ” dan kulihat istriku mencengkeram erat sandaran kursi dan pantat nya bergetar keras maju mundur di tempat duduknya dan goyangan pantatnya semakin kencang, sementara keringatnya memebanjir dan nafasnya terengah - engah


“ Eccchhh mbaaaaah Gaaanduuull ? akuuuu keluaaaaarrrr ” istriku mengerang saat mencapai orgasme malam itu.


Tubuhnya tersungkur miring di kursi panjang dan beberapa saat kemudian kaki nya terkangkang lebar dan tubuhnya bertumpu di kedua tangannya melihat selangkangan nya yang digarap Mbah Gandul kembali itu. Kembali bokongnya bergoyang sementara mulutnya mendesis - desis kenikmatan dan nafasnya memburu keras dan ..


“ Mbaaahh .. mmmbbaahhhhh .. aaaaaaaakkuuuuu .. kee .. keeeeluaaaar lagiiiii ” dia mengerang saat mencapai orgasme keduanya dan pantat nya tersentak - sentak. Kemudian dia duduk kembali dan berusaha berdiri dan berjalan menuju kamar, akupun cepat - cepat rebahan di tempat tidur

“ Mas .. maaasss .. bangun .. mas ” panggil istriku

“ Kamu kelihatannya kok kumal dik, tadi .. ku dengar ribut - ribut di luar ”

“ Mas ? ” kata istriku tersipu - sipu, sambil memelukku ..

Selang seminggu kemudian, kembali Pak Deran dan Pak Mulyadi mendapat giliran tugas jaga Dan seperti kebiasaan yang lalu - lalu, mereka pasti akan mampir kerumahku dengan alasan untuk minum kopi.


Sudah sejak jam 7 malam aku masuk kekamar, dengan pura - pura badan merasa tidak enak. Begitulah kira - kira jam 9 malam, terdengar ketukan pada pintu depan dan terdengar istriku yang masih nonton TV diruang tamu membuka pintu depan dan terdengar suara Pa Mulyadi dan Pak Deran


“ Selamat bu Yenti .. apa bapak masih bangun? ”

“ Ohh bapak tidak enak badan dan sudah masuk tidur sejak jam 7 tadi ” terdengar sahutan istriku

“ Oooo .. Maaf mengganggu, tapi saya hanya mampir sebentar untuk mengambil kopi saja ” jawab Pak Mulyadi

“ Kalau begitu silakan duduk dulu, saya akan menyediakan kopi ” sahut istriku lagi, sambil berjalan masuk kedalam.


Sesaat kemudian kudengar suara langkah kaki menyusul istriku kedapur dan


“ Bu Yenti gak bilang suami ibu kan mengenai kejadian yang lalu .. ” terdengar suara Pak Mulyadi. Tak terdengar suara jawaban dari istriku.


Tak selang kemudian terdengar suara ribut - ribut tertahan dari arah dapur dan ..


“ Ooooohhhh .. jangan .. Jangaan pak ” terdengar suara menghiba

“ Kenapa Bu Yenti ? diam saja bu .. ntar juga pasti enak kok ” suara Pak Mulyadi kembali.

“Jangan pak, ampuun paaak ” istriku semakin menghiba


Kayaknya Pak Mulyadi semakin mendesaknya, kemudian dengan mengendap - edap aku turun dari tempat tidur dan mengintip dari celah - celah pintu kamar. Terlihat dengan cepat Pak Mulyadi melompat dan berdiri di antara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar, saat istriku akan mengatupkan kedua kakinya.


“ Tutup selambunya Ran !!! ” katanya ke Pak Deran


Dan dengan segera Pak Deran langsung menutup selambu dan pintu rumah.


“ Ayo? emut penisku Bu Yenti ” kata Pak Mulyadi tiba - tiba sambil mengeluarkan penisnya yang agak kecil lemas tapi panjang berbintil- bintil seperti buah pace mendekati mulut istriku.


“ Jaaa .. jaaangaannnn paaak .. aaampun paaak ” istriku terisak 
Sambil memegang pergelangan tangan Pak Mulyadi yang menyambak rambutnya dan bokong Pak Mulyadi maju dan batang kemaluannya yang panjang berbintil - bintil semakin dekat dengan mulut istriku.


“ Lepas rambut saya paaakkkk !!! ” isak istriku dan Pak Mulyadi melepas jambakannya dan istriku membuka mulutnya yang sudah dekat dengan penis Pak Mulyadi dan istriku mengulum penis berbintil Pak Mulyadi.


“ Sedot Bu Yenti .. wwwuhhh Raan Bu Yenti pinter nyedot penisku ?!!!” kata Pak Mulyadi ke Pak Deran yang juga mendekati istriku dan “ Sudaaah nanti biar Bu Yenti sendiri !!! ” katanya, aku tak mengerti maksud kata - kata Pak Deran.


Kemudian Pak Mulyadi mencabut penis berbintilnya dari mulut istriku dan mendorong istriku untuk duduk dibangku panjang yang ada di dapur, sementara dia duduk di kiri istriku, sedang Pak Deran di kanan istriku.


“ Bu Yati? gosok punyamu sendiri ! ” kata Pak Deran sambil memegang tangan kanan istriku ke selangkangan nya sendiri.


“ Ayooo !! ” kata Pak Deran lirih


Mulailah istriku masturbasi menggosok dan mengocok bibir vaginanya sendiri sampai akhirnya bunyi kecepak terdengar dari selangkangannya.


“ Itilmu Bu Yenti ! ” kata Pak Deran dan istriku mengerang sendiri saat memepermainkan kelentitnya.


“ Paaak ” istriku mendesis


“ Kenapa Bu Yenti ? ” tanya Pak Mulyadi “ Paaaak ?! ” istriku hanya mendesis


“ Ran Bu Yenti mulai naik niih ” kata Pak Mulyadi dan Pak Deran pun berdiri dan menuju pintu dan membukanya dan masuk kembali memegang tali dan betapa terkejutnya aku saat Pak Deran menarik Tarzan.


Kontol herdernya yang setia, yang selalu menemani mereka jaga. Istrikupun terkejut sepertiku dan Pak Deran mengunci pintu kembali dan Pak Towadi memegang istriku yang akan lari.


“ Diaam ? ” bentak Pak Mulyadi “ Jangaan paaak ” istriku akan mengatupkan kakinya tapi Pak Deran sudah berdiri di depan istriku dan menahan kaki istriku dan Tarzan.


Langsung menyusup di antara kaki Pak Deran yang menahan kaki istriku dan “ Aaaaaauuuuwwwwwww .. Paaaak ” suara istriku mengerang saat selangkangan nya yang gundul di jilati Tarzan.


Rupanya si Tarzan sudah terlatih merangsang wanita karena istriku memegang pinggang Pak Deran yang berdiri di depan istriku menahan agar kaki istriku tetap terkangkang lebar


“ Eeeccch eeh eeeeeecchchh paaaaak ”


istriku mengerang dan mendesis keras karena jilatan Tarzan di selangkangannya.


“ Gimana Ibu Yenti? Enak Ibu Yenti? ” kata Pak Deran terkekeh - kekeh


“ Paaak ampuuunn adduuuuuuccch aaduuucchh mmmppfsss paaaakkkk ? eeh eeh eeeh eh eh? paakk akuuu wwwwwwuucccch ngngngngngng ” istriku mengerang keras dan memegang erat pinggang Pak Deran sedangkan bokong bahenol terangkat - angkat saat orgasme ke tiganya malam itu meledak dan Tarzan dengan ganasnya terus merangsang kelentit.


Bibir vagina istriku dan hanya terpaut beberapa menit istriku mengerang kembali saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku pun terjatuh di kursi nafasnya mendengus dengus keringatnya mengalir deras tetapi Tarzan


Kontol herder itu terus merangsang istriku dengan jilatan jilatan mautnya di bibir vagina istriku dan kelentit istriku dan istriku pun mengejang dan mengerang kembali saat oergasmenya ke lima meledak.


Tubuh istriku benar benar lunglai dan Pak Deran membalikkan tubuh istriku yang terkapar di kursi panjang dan menarik kedua kaki istriku yang tertelungkup di lantai dan bertumpu di kedua lututnya sehingga istriku menungging dan Tarzan rupanya sudah siap dan batang kemaluannnya yang merah sudah membesar dan menegang langsung melompat di punggung istriku dan Pak Towadi mengarahkan batang kemaluan Tarzan ke liang vagina istriku


“ MMmmppppfffh paaak jangaaaaan akuuu mnmmmn ggaaak mauuu mmmmppfffff ”


“ uuuucccch ucccchhh ” istriku mengerang saat batang kemaluan Tarzan menerobos masuk ke liang vagina istriku dan kulihat begitu cepatnya Tarzan mengenjotkan pantatnya sehingga istriku tak lagi dapat mengerang hanya mendesis


“ wwwhhh wwwwhhhhhw wwhwhhhwhw ” dan bunyi kecepak - kecepak di selangkangan istriku semakin keras “ wwwwhhhhcchh wwwccchhhh ngngngngng ” istriku mengejan saat orgasme dan terus entah sampai orgasme yang ke berapa hingga tampaknya istriku hampir pingsan.



Bagaimana guys... Cerita yang di sajikan oleh tabloidbugil.blogspot.com pasti serukan..
Jangan lupa kunjungin situs ini terus ya guys..
Karena kami akan terus membagikan cerita yang lebih seru pastinya.. 
Terima kasih untuk para pecinta cerita sex dan pengunjung lainnya semoga puas dengan cerita DI PERKOSA 2 PRIA



www.jppoker88.com